Pada tahun 1980 Dr. Louis Awad menulis sebuah buku yang berjudul Muqoddimah Fi Fiqh al-Lughoh al-Arobiyah diterbitkan pertama kali oleh al-Hai’ah al-Misriyah al-Ammah Li al-Kitab.Namun pada tahun 1981 buku ini dilarang beredar di Negara Mesir.Di dalam buku tersebut pada bab pertama Dr. Louis Awad membahas tentang “Bangsa Arab dan bahasanya”. Dalam pembahasan tersebut, beliau memutarbalikkan fakta-fakta sejarah dan mencoba mengaburkan kebenaran tentang bangsa Arab.
Dalam Bab Pertama dalam buku Muqoddimah Fi
Fiqh al-Lughoh al-Qrobiyah Dr. Louis Awad berasumsi bahwa tujuan dari
pembahasannya tersebut untuk mengungkapkan fakta bahwa bahasa Arab berasal dari
rumpun bahasa Indo-Eropa. Beliau mengatakan:
Faktanya,
bahasa Arab berasal darirumpun bahasa Indo-Eropa jauh sebelum orang Arab
berpindah dari tanah air mereka Qouqoz (Kaukasus) menuju Semenanjung Arab yang mereka tempati
sekarang.Dan bangsa Arab – seperti yang Dr. Louis Awad sangkakan- bukanlah
keturunan asli dari bangsa Indo-Eropa melainkan bangsa yang masuk ke dalam
rumpun bangsa Indo-Eropa Selanjutnya, Louis Awad mengemukakan atas
pertimbangan-pertimbangan dari kajian-kajian yang dia lakukan, wajar jika
bahasa Arab masuk dalam rumpun bahasa-bahas Indo-Eropa.
“Kesimpulan dari kajian saya tentang Fiqh Al-Lughah Al-Arobiyah bahwa Bahasa Arab merupakan salah satu rumpun bahasa yang berasal dari sejarah bahasa Indo-Eropa.Bangsa Arab merupakan satu gelombang migrasi yang paling akhir sekalidari beberapa migrasi yang telah dilakukan sebelumnya menuju daerah Semenanjung Arab melalui pedalaman Syam dengan membawa bahasa asli mereka yaitu bahasa Qouqoziyah yang merupakan rumpun bahasa dari bahasa Indo-Eropa.
Maka
dengan ini, Dr. Louis Awad ingin mengatakan bahwa bangsa Arab merupakan satu
gelombang migrasi terakhir dari beberapa migrasi yang telah dilakukan sebelumnya
ke tanah Jazirah melalui daerah pedalaman Syam yang membawa bahasa mereka Qouqoziyah
(Kaukasus) yang beragam dari komunitas Indo-Eropa
Dr.
Louis Awad telah menuduh bangsa Arab dan pakar linguistik Arab yang berpendapat
bahwa tidak adanya bahasa Ajam dalam bahasa Arab dan Al-Qur‟an merupakan bentuk
rasisme dan fanatisme. Dan dalam hal ini ia sengaja menyindir para pakar bahasa
Arab terdahulu yang telah banyak menjelaskan tentang adanya saling pengaruh dan
mempengaruhi yang terjadi antara bahasa Arab dengan bahasa-bahasa lain.
Selanjutnya
Dr. Louis Awad menggunakan istilah Arab (secara khusus) dan Semit (secara
umum), sejak munculnya sejarah (bangsa Semit) mereka telah menempati daerah
selain Jazirah Arab.Dalam hal ini Dr. Louis Awad ingin mengatakan bahwa Jazirah
Arab bukan tempat kelahiran bangsa Arab (juga bangsa Semit) pertama kali, akan
tetapi mereka datang dari daerah lain (dengan melakukan migrasi) menujuke
Jazirah Arab. Dengan berbagai cara dan argumen yang dia kemukakan, Louis Awad
berusaha menjadikan tempat asal Bangsa Semit dengan Bangsa Aria bersamaan, dia
berusaha mengaburkan sejarah dengan menyatakan bahwa tidak ditemukan istilah
bangsa Semit kecuali di dalam kelompok besar bangsa Indo-Eropa
Untuk
mendukung pendapatnya tersebut Dr. Louis Awad mengikuti pendapat Contenau yang
mengatakan bahwa dahulunya ada tiga ras manusia yang hidup di daerah Irak Kuno:
1. Penduduk asli (Irak Kuno), penduduk Sumeria
dan penduduk Kaukasia, yang sekarang dikenal dengan orang-orang Asia.
2. Indo-Eropa, mereka adalah bangsa Irania, Meitania. Dari situ muncullah bahasa Indo Eropa.
3.
Bangsa Semit, mereka adalah bangsa Akkadia dari penduduk Babilonia, Asyuria, Amurya dan Aramia. Mereka ini menggunakan bahasa Semit.
Dalam
hal ini Dr. Louis Awad berpegang pada pendapat yang tidak didukung oleh
bukti-bukti yang kuat, dan mengenyampingkan pendapat lain yang lebih kuat, dan
lebih memiliki data-data yang kuat tentang keberadaan bangsa Semit sebagai
bangsa yang pertama.